Saya bahagia pada senyummu yang sederhana, pada hadirmu yang apa adanya, pada perhatianmu yang istimewa. Saya bahagia, atas kamu.
Saya bahagia mendengar tertawamu yang gurih, saya bahagia mendengarkan ceritamu yang berulang-ulang, saya bahagia mendengarkanmu, apapun itu
Saya bahagia menemanimu sepanjang hari, meski hanya melakukan hal-hal konyol yang tidak bisa dinikmati orang lain.
Saya bahagia menghabiskan waktu bersamamu, meski kadang kita hanya lebih banyak diam dari pada saling berkata-kata.
Saya bahagia walau hanya dengan mengingatmu saja.
Saya bahagia walau kamu tak pernah tau kamu yang menjadi alasan saya bahagia.
Saya bahagia mendengarmu bercerita tentang dirimu, tentang apa saja yang kau suka, yang tak kau suka, tentang masadepan, juga masalalumu.
Saya bahagia bisa mendengar suaramu di telepon walau hanya beberapa detik.
Saya bahagia setelah seharian mencaritahu kabarmu, dan tau kalau kau baik-baik saja.
Saya bahagia melakukan apa saja yang bisa membuatmu tersenyum di hadapan saya.
Saya bahagia menuliskan tulisan-tulisan ini untuk kamu.
Saya bahagia saat bersamamu.
Saya bahagia bisa bertemu denganmu walaupun pada akhirnya kau kesal dengan apa yang kuperbuat.
Saya bahagia bisa membuatmu tetap tegar dalam menghadapi segala permasalahan.
Saya bahagia bisa menjadi salah satu orang yang membuatmu tersenyum saat kau senang ataupun sedih
Saya bahagia mengantarkanmu pulang ke rumah sehabis kita berdua menikmati waktu untuk bertemu.
Saya bahagia saat pikiran terus tertuju padamu, saat saya terbangun dan sebelum tidur. Selalu.
Saya bahagia bisa mendengarkan impian-impianmu, meski tak selalu impianmu yang menyebut ‘aku’ di dalamnya.
Saya bahagia saat kau mengajakku ke rumahmu dan kau perkenalan aku dengan kedua orang tuamu.
Saya bahagia bisa menjaga dirimu dengan aman dan membuatmu nyaman.
Saya bahagia menjadi orang yang menyatakan perasaan padamu dan kupertahankan hingga saat ini.
Saya bahagia kau masih bersedia menemuiku, walau hanya beberapa menit saja.
Hingga saat ini saya masih bahagia, karena perasaan padamu tak pernah selesai. Masih sama. Saya masih mencintaimu. Dan saya bahagia.
Menunggumu untuk menjadi istri dalam waktu yang lama pun aku bersedia, itu pun masih bisa membuat saya bahagia. Lalu masih adakah alasan untuk berhenti mencintaimu?