Hingga hari ini aku masih memilih untuk tetap menunggumu. Meski ku tahu, menunggu tak selalu menyenangkan. Aku harus siap dengan kenyataan, kalau saja nanti kau tak pernah datang untuk menetap di hatiku. Tapi tak mengapa, bukankan mencintai perihal bertaruh dengan waktu? Bukankah mencintai perihal bermain dengan kesabaran. Dan aku telah mencintaimu sesabar ini.
Hingga waktunya aku hanya ingin kau paham. Aku adalah lelaki yang jatuh terlalu dalam. Membiarkan diri membenam dalam rindu yang sendu. Ku tanamkan segala asa lewat doa-doa malamku. Sungguh, hanya denganmu aku ingin menjadi utuh. Melerai segala rapuh yang menggayut di dada.
Aku tahu, saat aku berharap, aku juga harus siap dengan luka-luka di akhir cerita. Luka-luka yang bisa saja menusuk dan mengores dada. Demi kamu, aku tak pernah takut akan apapun yang mungkin terjadi. Karena aku telah memperjuangkanmu berkali-kali. Hingga hari ini.