Aku tau banyak di luar sana hati yang mungkin bisa saja menjadi penopang saat aku jatuh. Hati yang juga mungkin bersedia menemani sepiku. Yang bersedia bermalam larut bersamaku. Yang bersedia berbagi segala yang ia punya padaku. Tapi aku telah memilihmu.
Aku memilihmu atas apasaja resiko yang akan ku hadapi nanti.
Aku memilihmu karena aku percaya. Rasa tak pernah salah dalam mengeja. Meski ia tak selalu benar dalam memperhitungkan luka. Tak apa. Bagiku memilihmu selalu mampu memulihkan. Kau obat atas segala nyeri di sudut hati, walau kadang, tak jarang kau juga sebab rindu memagut sepi.
Aku memilihmu atas segala rasa di dada. Mengabaikan segala kalimat manusia yang melemahkanku. Aku memilih buta. Aku memilih tuli. Aku memilih tak peduli pada ejaan manusia yang hanya ingin aku tanpa kamu.
Memilihmu adalah hal yang ingin ku kenang sebagai keputusan terbaik. Meski nanti yang aku dapat tak selalu hal-hal yang baik. Tak apa. Memilihmu akan selalu menyenangkan. Meski juga menggenangkan.
Bila akhirnya apa yang aku pilih tak juga membuat pulih. Dan aku akan tetap tersenyum meski perih. Setidak aku bahagia, pernah mencintaimu, dan pernah memilihmu. Meski tak memulihkanku.