Sabtu, 06 Januari 2018

Aku Ingin Menjadi Kamu

Sesekali aku ingin menjadi kamu, yang dengan mudah pergi tanpa peduli yang menunggu, yang suka hilang semaumu. Orang yang dirindukan, tetapi kadang terlihat mengabaikan. Orang yang dipercaya, tetapi masih saja memilih dusta. Menjadi kamu barangkali akan menyenangkan. Bisa menyakati, lalu datang dengan permohonan maaf. Bisa menduakan, kemudian mengatakan semuanya sebuah khilaf. Atau, menjadi orang yang diharapkan, tetapi memilih mengecewakan. Orang yang berjanji, juga yang memilih mengingkari.

aku ingin menjadi kamu yang dengan mudah mengatakan semuanya sudah berakhir. Atau, yang mampu mengatakan tanpa beban, kita bukan apa-apa lagi. Juga yang sanggup mengatakan, lupakan saja semua kenangan kita. Lalu, pergi tanpa pernah merasa bersalah atas luka di hati. Kamu yang dengan semaumu melakukan apa pun yang membuat perih bila kembali mengulang ingatan. Kamu yang tidak berperasaan, yang bisa saja mematahkan semua harapan yang aku perjuangkan.

aku ingin menjadi kamu yang dengan sekejap waktu bisa berlalu. Memilih orang baru lalu tersenyum kembali. Seolah orang yang mencintaimu sepenuh hati ini, tidak pernah kamu cintai dengan hati. Kamu bisa memperlihatkan kamu tak apa-apa, setelah semua perasaan kamu buat porak-poranda. Sungguh, semua yang kamu lakukan seolah mudah. Kamu bisa jatuh cinta, lalu meninggalkan luka kapan saja kamu mau. Kamu yang tidak peduli, apakah hati yang kamu patahkan berani lagi jatuh cinta atau tidak. Kamu yang mau kemana saja, berkenala ke hati-hati, dan mematahkannya tanpa merasa berdosa.

Namun, aku adalah aku. Seseorang yang terlanjur jatuh cinta kepadamu, yang belum juga mampu melepaskan apa yang seharusnya kuikhlaskan. Aku yang tidak bisa kemana-mana dan memilih menatap di kenangan kita. Aku yang betah berjalan terlatih di atas luka-luka. Seseorang yang mencintaimu dan masih saja ingin walau hati terluka. Entahlah, mungkin menjadi kamu memang menyenangkan. Atau, sebenarnya kamu orang yang sangat suka mempermainkan hati seseorang. 

Kamis, 07 September 2017

Ini sedikit dari banyak hal yang membuat saya bahagia padamu

Saya bahagia pada senyummu yang sederhana, pada hadirmu yang apa adanya, pada perhatianmu yang istimewa. Saya bahagia, atas kamu.

Saya bahagia mendengar tertawamu yang gurih, saya bahagia mendengarkan ceritamu yang berulang-ulang, saya bahagia mendengarkanmu, apapun itu

Saya bahagia menemanimu sepanjang hari, meski hanya melakukan hal-hal konyol yang tidak bisa dinikmati orang lain.

Saya bahagia menghabiskan waktu bersamamu, meski kadang kita hanya lebih banyak diam dari pada saling berkata-kata.

Saya bahagia walau hanya dengan mengingatmu saja.

Saya bahagia walau kamu tak pernah tau kamu yang menjadi alasan saya bahagia.

Saya bahagia mendengarmu bercerita tentang dirimu, tentang apa saja yang kau suka, yang tak kau suka, tentang masadepan, juga masalalumu.

Saya bahagia bisa mendengar suaramu di telepon walau hanya beberapa detik.

Saya bahagia setelah seharian mencaritahu kabarmu, dan tau kalau kau baik-baik saja.

Saya bahagia melakukan apa saja yang bisa membuatmu tersenyum di hadapan saya.

Saya bahagia menuliskan tulisan-tulisan ini untuk kamu.

Saya bahagia saat bersamamu.

Saya bahagia bisa bertemu denganmu walaupun pada akhirnya kau kesal dengan apa yang kuperbuat.

Saya bahagia bisa membuatmu tetap tegar dalam menghadapi segala permasalahan.

Saya bahagia bisa menjadi salah satu orang yang membuatmu tersenyum saat kau senang ataupun sedih

Saya bahagia mengantarkanmu pulang ke rumah sehabis kita berdua menikmati waktu untuk bertemu.

Saya bahagia saat pikiran terus tertuju padamu, saat saya terbangun dan sebelum tidur. Selalu.

Saya bahagia bisa mendengarkan impian-impianmu, meski tak selalu impianmu yang menyebut ‘aku’ di dalamnya.

Saya bahagia saat kau mengajakku ke rumahmu dan kau perkenalan aku dengan kedua orang tuamu.

Saya bahagia bisa menjaga dirimu dengan aman dan membuatmu nyaman.

Saya bahagia menjadi orang yang menyatakan perasaan padamu dan kupertahankan hingga saat ini.

Saya bahagia kau masih bersedia menemuiku, walau hanya beberapa menit saja.

Hingga saat ini saya masih bahagia, karena perasaan padamu tak pernah selesai. Masih sama. Saya masih mencintaimu. Dan saya bahagia.

Menunggumu untuk menjadi istri dalam waktu yang lama pun aku bersedia, itu pun masih bisa membuat saya bahagia. Lalu masih adakah alasan untuk berhenti mencintaimu?

Aku ingin mencintaimu tanpa patah

Disini..
ada rintik yang  merintih. ada rindu yang tertatih.

“aku ingin menemukanmu dalam kangen-kangen yang berdoa. Aku ingin memelukmu dalam rindu-rindu yang manja.”

di setetes hujan yang menari. ada dingin-dingin yang berpeluk sepi. ada dada yang menahan rasa.  ada kita yang terus berpura-pura.

“saat kau semakin menjauh, sesungguhnya kau membuat yang utuh menjadi runtuh. Saat kau memilih jenuh. Sesungguhnya kau merusak yang penuh menjadi rapuh.”

di sore yang basah; aku ingin mencintaimu tanpa  patah.

Selasa, 20 Juni 2017

Temani Aku, Hingga Senja Menutup Usia



Hal yang tak pernah kubayangkan sebelumnya adalah dicintai kamu. Juga, segala penerimaan kamu atas banyak kurangnya aku. Kamu yang rela mendampingiku mengejar segala yang aku impikan. Kamu yang tak pernah ingin aku menyerah, dan selalu menjadi orang pertama yang menyemangati saat aku mulai lemah. Kamu yang mendekap saat hujan membuatku ketakutan. Kamu yang menyakinkan semuanya akan baik-baik saja, saat senja mulai menggelapkan. Kamu yang selalu ada, bahkan saat aku tak mampu membuatmu bahagia.



Kamu yang percayakan hatimu padamu. Kamu yang bersedia bersetia mendampingku. Bahkan, saat aku berada di titik terendah dalam hidupku. Menjadi seseorang yang bersedia berbagi tempat melepas lelah. Kamu cinta, yang membuat aku mengerti rasanya diterima. Kamu rindu, yang membuatku paham rasanya ditunggu. Saat hidup terasa berat, kamu tetap memelukku erat. Kamu yang selalu meyakinkan, bahwa taka da yang tak mungkin saat kita bersedia saling menjaga ikatan. Bahkan, saat kamu terlalu lelah, tetap saja bersedia menemani aku hanya untuk memastikan agar aku tidak patah. Walaupun, terkadang aku selalu membuat kesal terhadap sifat aku yang menyebalkan ini.



Kamu menerima aku yang tak pernah lepas dari salah. Terkadang tak mampu mengendalikan diri. Namun, kamu tak pernah sekali pun ingin pergi. Kamu tetap di sampingku. Mengajakku memperbaiki segala salah yang pernah membuatmu kamu terluka. Kamu yang selalu ingin kita menghabiskan waktu menaklukkan segala impian. Kamu yang tak pernah mau melihat aku berjuang sendiri. Selalu ada menjadi orang yang rela berbagi apa pun. Dengamu semua terasa lebih baik. Meski kita harus menghadapi hal-hal yang rumit. Kamu selalu meyakinkan, semua ini untuk kita. Bukan untukmu atau untukku saja.



Sempat aku berpikir, bahwa aku ini tidak pantas untuk dirimu. Aku yang selalu membuat kesalahan-kesalahan yang bisa membuat kamu marah, dan kesal. Aku berpikir kalau aku ini tidak bisa menjadi pria yang terbaik untuk hubungan ini, membuat aku menjadi seseorang yang pesimis. Aku yang belum bisa membuat mu bahagia dan tertawa lepas karena aku, tersenyum tanpa ada paksaan apapun. Namun, aku menyadari, kamu adalah orang terpenting dalam hidupku. Tetaplah menjadi kekasih yang baik. Menjadi perempuan yang selalu memeluk erat saat aku mulai tak lagi kuat. Menjadi kekasih terhebat yang menemani melalui fase-fase sulit dalam hidup. Bersamamu ingin kuhadapi segalanya sampai waktu menutup usia kita. Tetaplah jadi seseorang yang bersedia mendampingiku. Hingga tiba waktu kita tak lagi bisa saling menatap dengan mata. Sampai hari di mana tubuh kita lemah tak berdaya. 



Maafkan aku, tetaplah jadi wanita yang baik dan sabar. Temani aku hingga senja benar-benar menutup usia kita, jika aku sudah tiada aku harap kamu tetap menjadi wanita yang pernah aku kenal. Tetap bersabar atas apa yang di jalani semasa hidup. Teruntuk kamu, wahai kekasih terhebat. Aku menyanyangi mu dengan tulus, mencintai kamu sepenuhnya. Dan siap menjaga dirimu karena Allah.