Senin, 19 September 2016

Yang aku perjuangkan, Yang kau abaikan :') | Akhbrmrf.


Setiap orang punya kisahnya masing-masing. Dalam kisahnya, ia harus berjuang, berdiam dan menunggu pun juga adalah bagian dari perjuangan. Menunggu. Itulah yang selama ini kulakukan, sebagai wujud dari perasaanku yang entah mengapa masih ingin memperjuangkamu.

Aku tahu, setiap malamku selalu kuisi dengan kenangan dan ingatan. Kenyataan yang kuterima, kutak ada disampingku, entah untuk menenangkan sedihku dan merangkul kesepianku. Dengan sikapmu yang tidak peka seperti itu, mengapa aku masih ingin memperjuangmu? Aku tak tahu, jadi jangan tanyakan padaku mengapa aku juga bisa mencintaimu dengan cinta yang tak benar-benar kupahami. 
 
Ketika suaramu mengalir di ujung telpon, ada perasaan rindu yang tidak benar-benar aku ungkapkan. Rindu yang kudiamkan, terlalu sibuk dalam penantian hingga berakhir pada air mata. Apakah kau tahu hal itu? Tentu tidak, kau tidak memedulikanku sedalam aku memedulikanmu. Tak ada cinta di matamu, sedalam cinta yang ku punya, aku masih ingin mempertahankan “kita” yang sebenarnya membuahkan sakit bagiku.

Kekhawatiranku, yang tak pernah kuceritakan padamu, tentu tak pernah kau pikirkan. Doaku yang kusebutkan tentu tak seperti doa yang selalu kamu ucapkan. Perbedaan ini sungguh membuatku seakan tak mengerti apa-apa. Ketakutanku membungkam segalanya. Apakah kamu pantas diperjuangkan sejauh ini? Akankah kebersamaan kita punya akhir bahagia?

Aku takut… aku takut dengan banyak hal yang diam-diam menyerang kita dari belakang. Kebersamaan kita, yang memang tak berjalan dengan mudah ini cukup membuatku lelah. Aku ingin berhenti memperjuangkanm. Aku lelah dihantui kabut hitam yang menodai pencarianku selama ini. Aku inginkan matahari, bukan mendung seperti ini.

Dimana kamu ketika aku inginkan kamu disini? Kemana larinya kamu ketika aku berjuang untuk satu-satunya mahluk yang ku piker bisa memberiku kebahagiaan nyata? Sering kali kumaafkan ketidakhadiranmu, seringkali ku maklumi kesalahanmu, dan selalu ku berikan senyum terbaik ketika sesungguhnya aku ini menangis.
Ini semua perjuangku untuk mempertahanmu, apakah sudah cukup menghilangkan ketidakpekaanmu? Inilah perjuangku, yang selama ini selalu kau abaikan. Apakah hatimu sedikit tersentuh, hingga kau ingin datang membawaku pulang?